Pages

Rabu, 26 November 2014

Book Review: The Pating Tlecek Ruang Arsitektur

gambar diambil dari dgtmb
Identitas Buku

Judul Buku : The Pating Tlecek Ruang Arsitektur
Penulis : Yoshi Fajar Kresno Murti
Penerbit : Daging Tumbuh Studio, Yogyakarta
Tebal : 152 halaman


Tentang Penulis

Yoshi adalah  lulusan Jurusan Arsitektur Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang telah selama tigabelas tahun lebih bergelut dengan praktik dan wacana ruang-kampung-kota. Pada 2000—2008 ia bergabung bersama Yayasan Pondok Rakyat. Sejak 2008, ia bekerja sebagai Koordinator Riset dan Pengembangan Program di Indonesian Visual Art Archive (IVAA) Yogyakarta dan terus menekuni praktik “arsitektur ugahari” secara lepas. Kini, bersama teman-temannya, ia juga mengelola Yogyakarta Kampung Field School dan Sekolah Budaya mBrosot, di Kulonprogo, Yogyakarta. Pada 2012, Yoshi menulis buku The Pating Tlecek Arsitektur yang adalah kritiknya atas pemahaman ruang dan arsitektur yang berangkat dari pengalamannya dalam membangun studio seorang seniman Indonesia ternama, Eko Nugroho.


Pendahuluan

Jika kamu merasa bosan dengan buku yang isinya hanya tulisan saja, tidak ada salahnya nyicip sedikit halaman dari buku satu ini. Buku ini bertemakan arsitektur dalam arti luas. Bisa diartikan makna 'rumah' sendiri yang mungkin saat ini sudah mulai terkikis, lalu bagaimana seyogyanya penduduk di bantaran kali Code, Yogyakarta membangun rumah, tidak lupa bagaimana rumah menjadi ciri khas dari pemiliknya.


Sinopsis

Rumah dalam arti sempitnya adalah tempat kita beristirahat dan menetap dalam jangka waktu tertentu. Namun, didalam arti khususnya, rumah juga mengacu pada konsep-konsep sosial yang terjalin di dalam bangunan tempat tinggal.

Saat ini, kajian mengenai ruang arsitektur masih terlalu sempit definisinya. Buku-buku arsitektur pada umumnya lebih mengacu mengenai desain, mulai dari yang muluk-muluk beraneka warna hingga yang desain minimalis monokrom (putih hitam). Padahal jika kita telaah lebih lagi, arsitektur lebih mengacu pada rancangan bangunan dalam segala aspek serta merujuk pada proses-proses perancangannya.

Buku ini memuat pengalaman Yoshi pribadi mengenai pengalamannya membangun studio sekaligus rumah seorang seniman kontemporer Indonesia, Eko Nugroho; bagaimana pandangan pembangunan rumah dalam Adat Jawa, ulasan-ulasan kehidupan sosial yang mempengaruhi kegiatan pra dan pasca pembangunan rumah, tidak lupa bagaimana Yoshi merancang rumah tersebut sesuai dengan kekhasan seorang Eko Nugroho sendiri. Tidak hanya itu, Yoshi sendiri juga tidak melupakan keseimbangan dan kordinasi antara aspek keindahan (estetika), kegunaan (utilitas), dan kekuatan (fermilitas) dalam pembangunan studio dan rumah Eko Nugroho.

Menurut saya, buku ini sangat menarik dikarenakan desain dan muatan isinya yang berkualitas. Didalamnya tidak hanya berisi naskah/tulisan/kalimat/sejenisnya saja. Buku inim 'warna-warni', memuat gambar ilustrasi, foto bangunan rumah itu sendiri, dan quote-quote yang didesain, membuat kita yang membaca tidak merasa 'putih-hitam' kebosanan.

Menurut saya pribadi, dengan harga ceban-an, buku ini sangat worth it dengan segala macam konten yang dimuat didalamnya.